Kamis, 29 November 2012

BIOGRAFI BUNG KARNO


Thursday, 29. November 2012
Home Seputar Tokoh

MATERI SEJARAH

BAHAN AJAR

TUGAS DAN NILAI

TEST ONLINE

Data Pengunjung

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterToday746
mod_vvisit_counterYesterday926
mod_vvisit_counterThis week4230
mod_vvisit_counterLast week4812
mod_vvisit_counterThis month19688
mod_vvisit_counterLast month25660
mod_vvisit_counterAll780110

Online (20 minutes ago): 8
Your IP: 125.164.140.156
FIREFOX 16.0, WINDOWS
Now is: 2012-11-29 15:59
Tokoh Besar PDF Print E-mail
Written by Administrator   
Friday, 27 March 2009 04:06
SOEKARNO

bung karno 1

Soekarno ( Bung Karno ) Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901 ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu.
Ia mengajak negara-nega-ra sedang berkembang (baru merdeka) bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil mengge-lorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.

Tokoh pencinta seni ini memiliki slogan yang kuat menggantungkan cita-cita setinggi bintang untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan sejahtera, adil makmur. Ideologi pembangunan yang dianut pria yang berasal dari keturunan bangsawan Jawa (Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, suku Jawa dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, suku Bali), ini bila dilihat dari buku Pioneers in Development, kira-kira condong menganut ideologi pembangunan yang dilahirkan kaum ekonom yang tak mengenal kamus bahwa membangun suatu negeri harus mengemis kepada Barat. Tapi bagi mereka, haram hukumnya meminta-minta bantuan asing. Bersentuhan dengan negara Barat yang kaya, apalagi sampai meminta bantuan, justru mencelakakan si melarat (negara miskin).

Bagi Bung Karno, yang ketika kecil bernama Kusno, ini tampaknya tak ada kisah manis bagi negara-negara miskin yang membangun dengan modal dan bantuan asing. Semua tetek bengek manajemen pembangunan yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang dialihkan — agar si miskin jadi kaya dan mengejar Barat — hanyalah alat pengisap kekayaan si miskin yang membuatnya makin terbelakang.

Itulah Bung Karno yang berhasil menggelorakan semangat revolusi dan mengajak berdiri di atas kaki sendiri bagi bangsanya, walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera. Konsep “berdiri di atas kaki sendiri” memang belum sampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa. Daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkan ketergantungan dan ketidakberdayaan (noekolonialisme).

Masa kecil Bung Karno sudah diisi semangat kemandirian. Ia hanya beberapa tahun hidup bersama orang tua di Blitar. Semasa SD hingga tamat, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjut di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu ia pun telah menggembleng jiwa nasio-nalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan me-lanjutkan ke THS (Technische Hooge-school atau Sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, ia merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, si penjajah, menjebloskannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul ‘Indonesia Menggugat’, dengan gagah berani ia menelanjangi kebobrokan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas (1931), Bung Karno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, ia kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan ia berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik sangat hebat. Ia pun tak mau membubarkan PKI yang dituduh oleh mahasiswa dan TNI sebagai dalang kekejaman pembunuh para jenderal itu. Suasana politik makin kacau. Sehingga pada 11 Maret 1966 ia mengeluarkan surat perintah kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Supersemar. Tapi, inilah awal kejatuh-annya. Sebab Soeharto menggunakan Supersemar itu membubarkan PKI dan merebut simpati para politisi dan mahasiswa serta ‘merebut’ kekuasaan. MPR mengukuhkan Supersemar itu dan menolak pertanggungjawaban Soekarno serta mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

Kemudian Bung Karno ‘dipenjarakan’ di Wisma Yaso, Jakarta. Kesehatannya terus memburuk. Akhirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi ini meninggalkan 8 orang anak. Dari Fatmawati mendapatkan lima anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Dari Hartini mendapat dua anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mendapatkan seorang putri yaitu Kartika.

Orator Ulung
Presiden pertama RI itu pun dikenal sebagai orator yang ulung, yang dapat berpidato secara amat berapi-api tentang revolusi nasional, neokolonialis-me dan imperialisme. Ia juga amat percaya pada kekuatan massa, kekuatan rakyat.

“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” kata Bung Karno, dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Suatu ungkapan yang cukup jujur dari seorang orator besar.

Gejala berbahasa Bung Karno merupakan fenomena langka yang mengundang kagum banyak orang. Kemahirannya menggunakan bahasa dengan segala macam gayanya berhubungan dengan kepribadiannya. Hal ini tercermin dalam autobiografi, karangan-karangan dan buku-buku sejarah yang memuat sepak terjangnya.

Ia adalah seorang cen-dekiawan yang meninggal-kan ratusan karya tulis dan beberapa naskah dra-ma yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende, Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbit-kan dengan judul “Diba-wah Bendera Revolusi”, dua jilid. Jilid pertama boleh dikatakan paling menarik dan paling penting karena mewakili diri Soekarno sebagai Soekarno.

Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut tulisan pertama yang bermula dari tahun 1926, dengan judul “Nasionalis-me, Islamisme, dan Marxisme” adalah paling menarik dan mungkin paling penting sebagai titik-tolak dalam upaya memahami Soekarno dalam gelora masa mudanya, seorang pemuda berumur 26 tahun.

Di tengah kebesarannya, sang orator ulung dan penulis piawai, ini selalu membutuhkan dukungan orang lain. Ia tak tahan kesepian dan tak suka tempat tertutup.

Di akhir masa kekuasaannya, ia sering merasa kesepian. Dalam autobio-grafinya yang disusun oleh Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat itu, bercerita. “Aku tak tidur selama enam tahun. Aku tak dapat tidur barang sekejap. Kadang-kadang, di larut malam, aku menelepon seseorang yang dekat denganku seperti misalnya Subandrio, Wakil Perdana Menteri Satu dan kataku, ‘Bandrio datanglah ke tempat saya, temani saya, ceritakan padaku sesuatu yang ganjil, ceritakanlah suatu lelucon, berceritalah tentang apa saja asal jangan mengenai politik. Dan kalau saya tertidur, maafkanlah…. Untuk pertama kali dalam hidupku aku mulai makan obat tidur. Aku lelah. Terlalu lelah.”

Dalam bagian lain disebutkan, “Ditinjau secara keseluruhan maka jabatan presiden tak ubahnya seperti suatu pengasingan yang terpencil… Seringkali pikiran oranglah yang berubah-ubah, bukan pikiranmu… Mereka turut menciptakan pulau kesepian ini di sekelilingmu.”

Anti Imperialisme
Pada 17 Mei 1956. Bung Karno mendapat kehormatan menyampaikan pidato di depan Kongres Amerika Serikat. Sebagaimana dilaporkan New York Times (halaman pertama) pada hari berikutnya, dalam pidato itu dengan gigih ia menyerang kolonialisme.

“Perjuangan dan pengorbanan yang telah kami lakukan demi pembebasan rakyat kami dari belenggu kolonialisme, telah berlangsung dari generasi ke generasi selama berabad-abad. Tetapi, perjuangan itu masih belum selesai. Bagaimana perjuangan itu bisa dikatakan selesai jika jutaan manusia di Asia maupun Afrika masih berada di bawah dominasi kolonial, masih belum bisa menikmati kemerdekaan?” pekik Soekarno ketika itu.

Hebatnya, meskipun pidato itu dengan keras menentang kolonialisme dan imperialisme, serta cukup kritis terhadap negara-negara Barat, ia mendapat sambutan luar biasa di Amerika Serikat (AS).

Pidato itu menunjukkan konsistensi pemikiran dan sikap-sikap Bung Karno yang sejak masa mudanya antikolonialisme. Terutama pada periode 1926-1933, semangat antikolonialisme dan anti-imperialisme itu sudah jelas dikedepankannya.

Sangat jelas dan tegas ingatan kolektif dari pahitnya kolonialisme yang dilakukan negara asing yang kaya itu. Namun, kata dan fakta adalah dua hal yang berbeda, dan tak jarang saling bertolak belakang.

Soekarno dan para penggagas nasionalisme lainnya dipaksa bergulat di antara “kata” dan “fakta” politik yang dicoba dirajut namun ternyata tidak mudah, dan tak jarang menemui jalan buntu.

Soekarno yang rajin berkata-kata, antara lain mengenai gagasan besarnya menyatukan kaum nasionalis, agama dan komunis (1926) menemukan kenyataan yang sama sekali bertolak belakang, ketika ia mencobanya menjadi fakta. Begitu pula gagasan besarnya yang lain: marhaenisme, atau nasionalisme marhaenistis, yang matang dikonsepsikan pada tahun 1932. Bahkan, gagasannya mengenai Pancasila.

Tokoh Kontroversial
Sebagai sosok yang memiliki prinsip tegas, Bung Karno kerap dianggap sebagai tokoh kontroversial. Maka tak heran jika dia memiliki lawan maupun kawan yang berani secara terang-terangan mengritik maupun membela pandangannya. Di mata lawan-lawan politiknya di Tanah Air, ia dianggap mewakili sosok politisi kaum abangan yang “kurang islami”. Mereka bahkan menggolongkannya sebagai gembong kelompok “nasionalis sekuler”.

Akan tetapi, di mata Syeikh Mahmud Syaltut dari Cairo, penggali Pancasila itu adalah Qaida adzima min quwada harkat al-harir fii al-balad al-Islam (Pemimpin besar dari gerakan kemerdekaan di negeri-negeri Islam). Malahan, Demokrasi Terpimpin, yang di dalam negeri diperdebatkan, justru dipuji oleh syeikh al-Azhar itu sebagai, “lam yakun ila shuratu min shara asy syuraa’ allatiy ja’alha al-Qur’an sya’ana min syu’un al-mu’minin” (tidak lain hanyalah salah satu gambaran dari permusyawaratan yang dijadikan oleh Al Quran sebagai dasar bagi kaum beriman).

Tatkala memuncak ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab soal status Palestina ketika itu, pers sensasional Arab menyambut Bung Karno, “Juara untuk kepentingan-kepentingan Arab telah tiba”. Begitu pula, Tahta Suci Vatikan memberikan tiga gelar penghargaan kepada presiden dari Republik yang mayoritas Muslim itu.

Memang, pembelaan Bung Karno terhadap kaum tertindas tidak hanya untuk negerinya namun juga negeri lain. Itulah sebabnya, mengapa ia dipuja habis oleh bangsa Arab yang tengah menghadapi serangan Israel kala itu. Bung Karno dianggap sebagai pemimpin kaum Muslim. Padahal, di dalam negeri sendiri ia kerap dipandang lebih sebagai kaum abangan daripada kaum santri.

Sebenarnya, seberapa religiuskah Bung Karno? Bukankah ia juga dalam konsepsi Pancasila merumuskan sila Ketuhanan Yang Maha Esa? Sila yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan mengakui lima agama. Bagaimana mungkin merangkum visi lima agama itu dalam satu kalimat yang mendasar itu kalau si pembuat kalimat tidak memahami konteks kehidupan beragama di Indonesia secara benar?

Dalam hal ini elok dikutip pendapat Clifford Geertz Islam Observed (1982): “Gaya religius Soekarno adalah gaya Soekarno sendiri.” Betapa tidak? Kepada Louise Fischer, Bung Karno pernah mengaku bahwa ia sekaligus Muslim, Kristen, dan Hindu. Di mata pengamat seperti Geertz, pengakuan semacam itu dianggap sebagai “bergaya ekspansif seolah-olah hendak merangkul seluruh dunia”. Sebaliknya, ungkapan semacam itu-pada hemat BJ Boland dalam The Struggle of Islam in Modern Indonesia (1982)- “hanya merupakan perwujudan dari perasaan keagamaan sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya Jawa”. Bagi penghayatan spiritual Timur, ucapan itu justru “merupakan keberanian untuk menyuarakan berbagai pemikiran yang mungkin bisa dituduh para agamawan formalis sebagai bidah”.

Sistem Politik
Soekarno memiliki pandangan mengenai sistem politik yang didukungnya adalah yang paling “cocok” dengan “kepribadian” dan “budaya” khas bangsa Indonesia yang konon mementingkan kerja sama, gotong-royong, dan keselarasan. Dalam retorika, ia mengecam “individualisme” yang katanya lahir dari liberalisme Barat. Individualisme itu melahirkan egoisme, dan ini terutama dicerminkan oleh pertarungan antarpartai.

Lalu ia mencetuskan Demokrasi Terpimpin. Dalam berpolitik Soekarno mementingkan politik mobilisasi massa, ia bersimpati pada gerakan-gerakan anti-imperialisme, dan mungkin sebagai salah satu konsekuensinya, penerimaannya pada Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai aktor politik yang sah, pendukung konsepsi demokrasi terpimpin. Jadi ia mencanangkan sistem politik yang berwatak anti-liberal dan curiga pada pluralisme politik. Ia mementingkan “persatuan” demi “revolusi”.

Pada tahun 1950-an, Indonesia memang ditandai oleh ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh sistem demokrasi parlementer. Sistem ini bersifat sangat liberal, dan didominasi oleh partai-partai politik yang menguasai parlemen. Pemilu 1955-yang dimenangkan empat kekuatan besar, Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (NU) serta PKI- hingga kini masih dianggap sebagai pemilu paling bebas dan bersih yang pernah dilaksanakan sepanjang sejarah Indonesia. Namun, di sisi lain dari sistem parlemen yang dikuasai partai itu adalah sering jatuh bangunnya kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa integritas nasional terus-menerus diancam oleh berbagai gerakan separatis, yakni DI/TI, PRRI/Permesta, dan sebagainya.

Kenyataan ini membuat Soekarno makin curiga pada partai politik karena dia menganggap Masyumi, dan juga PSI, terlibat dalam beberapa pemberontakan daerah.
Kemudian, Soekarno mendekritkan kembalinya Indonesia pada UUD 1945 karena kegagalan Konstituante untuk memutuskan UUD baru untuk Indonesia, akibat perdebatan berlarut-larut, terutama antara kekuatan nasionalis sekuler dan kekuatan Islam mengenai dasar negara.

sumber : http://www.tokohindonesia.com



JENDRAL SUDIRMAN

jendsoedirmanmu

Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.

Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.

Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.

Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.

Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Sumber :
- Tokoh Indonesia.com
- id.wikipedia.org
- Berbagi Ilmu

Info penting dalam artikel:
- Sebelum menjadi jenderal, Sudirman adalah seorang guru.
- Jenderal Sudirman menjadi Jenderal pada usia 31 tahun dan meninggal pada usia 34 tahun demi mempertahankan Indonesia, tanpa memikirkan kesehatannya sendiri.
- Sudirman meninggal bukan karena Belanda, tapi karena penyakit paru-parunya yang parah.
- Sudirman meninggal di Magelang pada 29 Januari 1950.




Comments
Search

Only registered users can write comments!
Last Updated on Friday, 27 March 2009 09:53
 

Renungan

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan.Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu
mengecewakan agama.

Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu akan menyakitkan hati orang lain pula.



Tokoh Proklamator Negara kita Bung Karno

Rabu, 28 November 2012

UH 1 SEJARAH KELAS XII.IPA SEM 1



Kelas XII IPA Semester ganjil 12-13
PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR DENGAN CARA MENGARSIR KOLOM LEMBAR JAWABAN
1. Pada prinsipnya yang disebut dengan  Orde Baru adalah..
  1. suatu usaha untuk menghapuskan paham komunis dari bumi Indonesia
  2. masa pemerintahan Presiden Soeharto yang berlangsung selama 32 tahun
  3. upaya menggulingkan kekuasaan Soekarno yang sangat melindunggi PKI
  4. pergantian kepemimpinan nasional presiden Soekarno kepada presiden Soeharto
  5. tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekwen
2. Tujuan Sukarno menyerahkan Supersemar ke pada Jendral Soeharto adalah…..
  1. memberi mandat sebagai presiden
  2. memberikan kekuasaan sementara
  3. pemulihan keamanan dan ketertiban
  4. penyerahan kekuasaan kepada Jendral Soeharto
  5. melindungi keamanan Presiden Soekarno dan keluarganya
3. langkah pertama yang diperjuangkan pada Orde Baru adalah…
  1. menggantikan presiden
  2. membentuk pemerintahan baru
  3. melanjutkan perjuangan orde Lama
  4. mewujudkan stabilitas politik dan ekonomi
  5. menyusun rencana pembangunan limatahun
4. Munculnya Orde Baru merupakan akibat dari…
  1. keluarnya tritura
  2. terbentuknya kabinet baru
  3. adanya pembrontakan G 30 S PKI
  4. keluarnya surat perintah sebelas maret 1966
  5. dilaksanakannyua UUD 1945 dan Pancasila
5. Tuntutan dari KAMI dan KAPI  dalam Demontrasi tahun 1966 adalah….
  1. Membentuk kabinet Ampera
  2. Indonesia masuk kembali ke PBB
  3. Pelaksanaan Pancasila dengan murni
  4. Soeharto menjadi presiden Indonesia
  5. Turunkan harga barang, bubarkannya PKI dan ormas-ormasnya
6. Perhatikan pernyataan dibawah ini :
1.      bubarkan PKI
2.      bersihkan kabinet dari KKN
3.      turunkan harga bahan makanan
4.      bubarkan ormas yang berfiliasi pada PKI
5.      ajaran Komunis dilarang berkembang di Indonesia
      Yang menjadi Isi Tritura  adalah….
  1. 1, 2, 3 dan 4                            d. 4, 5, 1 dan 2
  2. 2, 3, 4 dan 5                            e. 5, 1, 2, dan  3
  3. 3, 4, 5 dan 1
7. Salah satu tugas kabinet Ampera dalam bidang politik adalah…..
  1. menyusun GBHN
  2. menyusun UUD 1945
  3. melaksanakan pemilihan umum
  4. menciptakan stabilitas politik
  5. melengserkan Presiden Sueharto


8. Alasan PKI dijadikan partai terlarang pada masa Orde baru adalah
  1. menciptakan pertentangan antar kelas
  2. ingin menyingkirkan setiap penghalangnya
  3. sikap tidak puas dengan kenyataan yang dihadapinya
  4. selalu berupaya menyingkirkan Pancasila dan UUD 45
  5. selalu mengacaukan jalannya pemerintahan yang sah
9. salah satu kebijakan jangka pendek kabinet Ampera dalam bidang Ekonomi..
  1. meningkatkan peredaran uang rupiah
  2. menciptakan stabilitas ekonomi negara
  3. menjalin hubungan dengan negara-negara maju
  4. mempertinggi nilai ekspor barang keluar negeri
  5. menghindari masuknya barang-barang dari luar ke Indonesia
10. Kekuatan dari pemerintahan sentralistik pada masa Orde Baru, merugikan
      pemerintahan daerah, karena…
  1. terjadinya kekuasaan absolutism
  2. tidak diakuinya hak-hak  warga negara
  3. merosotnya tingkat perekonomian warga
  4. tidak dapat menerapkan kebijakan pemerintah daerah sendiri
  5. daerah tidak dapat mengembangkan potensi dari sumber daya alam yang dimiliki, mematikan demokrasi.
11. Pemerintahan Orde Baru dianggap sukses dalam membangun Indonesia karena…
  1. mewariskan periode transparan
  2. sukses menagkap  anggota  PKI
  3. mampu mengadakan perbaikan ekonomi
  4. berhasil menggulingkan pemerintah Orde Baru
  5. mendapat dukungan seluruh rakyat  Indonesia
12. Pembangunan pada masa Orde Baru kurang memperhatikan ….
  1. pemerataan hasil-hasil pembangunan(pembangunan hanya berpusat dipulau jawa)
  2. tingkat pendapatan seluruh rakyat
  3. tingkat pertumbuhan ekonomi
  4. penguasaan ilmu dan teknologi
  5. kestabilan politik
13. Sistim pemerintahan yang dipakai pada masa Orde Baruadalah…
  1. desentralisas                            d. otonomi khususi
  2. sentralisasi                               e. otonomi daerah
  3. otonomi luas
14. Salah satu ciri-dari kebijakan dalam bidang politik pada masa pemerintahan Orde 
      Baru adalah….
  1. pengaruh nasionalis pada setiap partai
  2. melakukan fusi terhadap partai-partai lama
  3. menjamurnya berbagai macam partai politik
  4. pembangunan di terciptanya segala bidang
  5. kemenagan partai nasionalis pada setiap pemilu
15. Bukti bahwa pemerintahan Orde Baru telah berhasil melaksanakan Pemilu pada
      taun 1971 adalah..
  1. bangsa Indonesia telah meluruskan pelaksanaan pemerintahan demokrasi
  2. Bangsa Indonesia telah berhasil mengatasi stabilitas politik dalam negerinya
  3. Bangsa Indonesia telah berhasil mengatasi stabilitas Ekonomi dalam negerinya
  4. bangsa Indonesia masih tetap memberi dukungan kepada pemerintah Orde Baru
  5. bangsa Indonesia telah telah dapast memajukan kegiatan perekonomian bangsa dan negara

16. Keberhasilan pelaksanaan Orde Baru , mampu menciptakan tatanan kehidupan
      bernegara yang baik karena…
a.      investor asing banyak yang menam modalnya di Indonesia
b.      negara memantau semua kegiatan politik
c.      banyaknya bantuan dari luar negeri
d.      pembangunan berkembang pesat
e.      stabilitas ekonomi terjamin
17. Sistim ekonomi yang dianut pada masa Orde Baru adalah sistim ekonomi yang
      berdasarkan….
  1. demokrasi ekonomi                             d. pemerataan
  2. demokrasi Pancasila                            e. libralisme
  3. etatisme
18. Perekonomian bangsa Indonesia didasarkan pada asas demokrasi ekonomi. Hal ini
      merupakan  amanat  dari dasar Negara yaitu……
  1. UUD 1945                                           d. keputusan Presiden
  2. GBHN                                                 e. keputusan MPR
  3. Ktetapan MPR
19. Partai pengikut pemilu 1977, yang merupakan fusi dari beberapa parati islam  
      adalah…
  1. parati serikat Islam                               d. partai demokrasi Indonesia
  2. partai Nahdatul Ulama                         e. Partai persatuan pembangunan
  3. Partai golkar
20. Program Pelita yang meletakkan titik berat pembanguan pertanian untuk swasembada
      pangan dan meningkatkan industri yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi
      dilaksanakan pada pelita
  1. I           b. II                  c. III                 d. IV                e. V

























22. Tujuan pembangunan Nasional adalah
a.      pemerataan pembagunan
b.      pertumbuhan ekonomi yang tinggi
c.      memajukan kesejahtraan  secara merata materiil dan spiritual
d.      terpenuhinya kebutuhan pokok
e.       pendidikan maju

















23. Perhatikan pernyataan dibawah ini :
1.    golongan ekonomi kuat lebih mendominasi pasar
2.    kaum elite ekonomi mendapat privelege(hak istimewa) oleh elite politik
3.    pembatasan daerah pemasaran atau perluasan usaha dari pemerintah terhadap rakyat
4.    tidak adanya ketertarikan antara industri kecil, menegah, dan besar
5.    intervensi pemerintah terhadap perbankkan di indonesia
      dari pernyataan diatas yang termasuk penyimpangan ekonomi pada masa Orde Baru
      adalah…
  1. 1, 2, 3 dan 4                            d. 4, 5, 1  
  2.  
  3.  
  4. dan 2
  5. 2, 3, 4 dan 5                            e. 5, 1, 2, dan  3
  6. 3, 4, 5 dan 1
24. Salah satu kelemahan pembangunan  pada masa Orde baruadalah….
  1. tidak melaksanakan gerakan reformasi diseluruh bidang kehidupan
  2. tidak mampu meratakan hasil pembangunan
  3. tidak mampu memajukan perekonomian Indonesia
  4. tidak mampu menyelengarakan pemilihan umum  berasaskan luber
  5. tidak menyadari pentingnya kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia
25. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada masa Orde baru dapat dikatakan hanya
      semu belaka,hal ini dikarenakan…..
  1. banyak terjadi korupsi
  2. banyak melibatkan investor asing
  3. pembangunan ekonomi bersifat sentralistik
  4. rakyat tidak dilibbatkan dalam pembangunan
  5. pembangunan bersumber dari utang luar negeri
26. Kebijakan perekonomian Orde baru yang menyimpang dari UUD 45yaitu…
  1. likuidasi terhadap perbankkan nasional
  2. menumpuknya utang luar negeri
  3. perekonomian dikuasai oleh para kolongmerat
  4. terpuruknya nilai tukar rupiah
  5. rakyat harus membayar pajak


UH 3 SEJARAH KELAS XII.SEM 1



UH 3 XII. IPA
1.       Gerakan mahasiswa untuk menggulingkan pemerintahan Orde Baru pada dasarnya ditujukan pada isu-isu ….
a.       Social
b.      Politik
c.       Agama
d.      Ekonomi
e.      Keamanan
2.       Tanda-tanda jatuhnya pemerintahan Orde Baru sudah dirasakan tahun 1996 dimana adanya campur tangan pemerintah terhadap partai demokrasi Indonesia dalam musyawarah anggotanya sehingga menimbulkan kerusuhan pada tanggal…
a.       14 Mei
b.      15 Mei
c.       27 Mei
d.      27 juni
e.      27 juli
3.       Dalam menganalisa tentang jatuhnya pemerintahan Orde Baru. Dapat ditinjau dari berbagai bidang kehidupan. Salah satu bidang tersbut, yaitu….
a.       Politik
b.      Agama
c.       Teknologi
d.      Informatika
e.      Social budaya
4.       Awal runtuhnya pemerintahan orde baru sudah ada tanda-tandanya ketika terjadi pemilu pada tahun…
a.       1990
b.      1991
c.       1992
d.      1993
e.      1994
5.       Kerusuhan masyarakat Indonesia pada masa orde baru yang diawali dengan demontrasi anti produk-produk dari jepang disebut…
a.       Malari
b.      Tritura
c.       Ampere
d.      Reformasi
e.      Demontrasi anti jepang
6.       Pengekangan kehidupan politik oleh pemerintah orde baru pada decade pada tahun 80 an dengan penangkapan tokoh-tokoh islam . abdul sungkar menyebabkan insiden berdarah yang terjadi di daerah….
a.       Depok
b.      Tanjung priuk
c.       Tanggerang
d.      Jakarta selatan
e.      Jembatan semanggi
7.       Jatuhnya pemerintah Orde Baru diawali dengan peristiwa  kerusuhan masa yang merengut nyawa yang besar yaitu terjadi pada tanggal…
a.       14 Mei 1998
b.      15 Mei 1998
c.       27 juni 1996
d.      27 juli 1997
e.      27 juli 1998

8.       Tuntutan utama mahasiswa pada aksi demontrasi penjatuhan rezim orde baru tahun 1998 adalah….
a.       Berantas KKN
b.      Turunkan harga
c.       Adili Soeharto
d.      Turunkan Soeharto
e.      Laksanakan pemilu ulang
9.       Terjadinya krisis kepercayaan yang dialami oleh pemerintah orde baru dihadapan masyarakat Indonesia disebabkan….
a.       Naiknya harga kebutuhan pokok
b.      Adanya pertikaian anta relit politik
c.       Penembakan terhadap mahasiswa yang berdemontrasi
d.      Adanya kemenangan Golkar scara mutlak pada pemilu 1997
e.      Pengangkatan para anak-anak soeharto menjadi pejabat penting dipemerintahan.
10.   Puncak jatuhnya pemerintahan orde baru setelah gerakan mahasiswa berhasil menduduki….
a.       RRI
b.      Kantor polri
c.       Istana bogor
d.      Istana Negara
e.      Gedung MPR/DPR
11.   Akibat kemenangan Golkar dalam tiap pemilu pada masa Orde Baru adalah…
a.       terjadinya praktek KKN
b.      pemilu daianggap tidak perlu dilakukan
c.       rakyat menjadi enggan mengikuti pemilu
d.      rakyat dapat bebas menyalurkan aspirasi
e.      memudahkan terpilihnya Soeharto sebagai presiden
12.   Gerakan Reformasi pada tahun 1998 berawal dari masalah…
a.       Keluarga pejabat banyak yang menjadi mentri
b.      Rusaknya tatanan kehidupan politik Indonesia
c.       Pemilu tahun 1997 yang tidak berlangsung secara luber dan jurdil
d.      Keprihatinan yang mendalam atas berbagai krisis yang dialami bangsa
e.      Ketidak puasan rakyat terhadap orang-orang disekeliling pemimpin nasional
13.   Lahirnya Orde Reformasi ditandai oleh turunnya Soeharto dari jabatan presiden Republik indonesia pada tanggal….
a.       15 mei 1998
b.      20 mei 1988
c.       21 mei 1998
d.      22 mei 1998
e.      23 mei 1998
14.   Salah satu penyebab krisis ekonomi di Indonesia yang sudah mulai terasa sejak akhir tahun 1997 adalah…
a.       Pengusaha asing mendapat prlaku istimewa
b.      Timbulnya praktek KKN.di dalam pemerintahan
c.       Utang luar negeri  dapat dibayar  dengan sangat mudah
d.      Ketidakadilan dalam sector kebudayaan dan kesehatan
e.      Adanya dominasi kaum intelektual dalam birokrasi pemerintahanektual
15.   Factor social yang mendorong lahirnya reformasi adalah…
a.       Banyaknya bank yang dilikidasi
b.      Naiknya harga-harga kebutuhan pokok
c.       Golongan masyrakat tertentu masih kebal hokum
d.      Kelompok mahasiswa yang mengiginkan perubahan
e.      Kerusuhan tanggal 13-14 Mei 1998 yang melumpuhkan perekonomian


16.   Kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintahan B.J. habibi adalah…
a.       Mengadili Soeharto
b.      Melaksanakan reformasi lembaga pemerintahan.
c.       Membentuk undang-undang pemilu yang baru
d.      Merekontruksi kembali susunan lembaga Negara
e.      Memberikan kebebasan politik untuk membentuk partai
17.   K.H. Abdu rrahman Wahid berusaha keras untuk menciptakanbentuk Negara/pemerintahan yang…
a.       Otoriter
b.      Absolute
c.       Disintegrasi
d.      Sentralistis
e.      Desentralisasi
18.   Semasa kekuasaan, pemerintahan Presiden K.H. Abdurraman wahid memotivasi bentuk kehidupan yang…
a.       Otoriter
b.      Totaliter
c.       Militerisme
d.      Pluralism dan keterbukaan
e.      Kebebasan dan bertanggungjawab
19.   Popularitas Megawati Soekarnoputri semakin kuat setelah beliau dimasukkan sebagai tokoh…
a.       Pejuang
b.      Orde Baru
c.       Ode lama
d.      Reformasi
e.      Pemberontak
20.   Dilihat dari aspek kepemimpinan, maka kaum reformasi menghendaki pemimpin yang….
a.       Berpendidikan luar negeri
b.      Berasal dari keturunan ningrat
c.       Berasal dari penduduk jawa
d.      Menguamakan kepentingan rakyat
e.      Mengamalkan agama secara nyata